Meraih Ampunan di Bulan Ramadhan

Oleh : Farhat Asy Syuja’i

“Barangsiapa yang berpuasa di Bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keihklasan (berharap hanya kepada Allah) maka akan diampuni dosa dosanya yang telah berlalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Barangsiapa yang mendirikan ibadah malam di Bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keihklasan (berharap hanya kepada Allah) maka akan diampuni dosa dosanya yang telah berlalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hari ini kita berada di Bulan Sya’ban menuju gerbang Ramadhan, orang orang beriman saat ini mulai bergembira, bersukacita, untuk persiapan menyambut tamu istimewa yang sudah ditunggu kedatangannya 11 bulan lamanya, seakan akan merasakan semberbak bau surga yang sudah mulai terbuka pintunya. Gelora jiwanya tidak mau menyia nyiakan kesempatan saat Ramadhan Allah hadirkan untuknya. Semakin dekat waktu perjumpaanya, semakin bergemuruh semangatnya.

Ramadhan memang selalu menjadi tamu istimewa, fadhilah yang Allah berikan di dalamnya sungguh luar biasa, menunjukkan betapa Maha Mulia nya Allah memuliakan hamba-Nya. Salah satu fadhilah yang terdapat di dalam bulan Ramadhan adalah Ampunan dari Allah Azza wa Jalla. Karena tidak ada kemuliaan bagi seorang hamba kecuali ketika ia diampuni dosa dosanya dan mendapatkan keridhaan dari Rabbnya. Dalam hadits, Baginda Rasulullah Saw bersabda.

“Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang disebutkan namaku, namun dia tidak bershalawat atasku. Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang datang kepadanya Ramadhan, namun bulan tersebut berlalu begitu saja sebelum diampuni untuknya (dosa dosanya). Snugguh sangat terhina dan rendah seseorang yang mendapati kedua orang tuanya hingga usia tua, namun keduanya tidak memasukkanya ke dalam surge.” (HR. Tirmidzi)

Sedemikian besar peluang dan kesempatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya di bulan Ramadhan untuk mendapatkan ampunan. Sampai sampai malaikat medoakan keburukan bahkan kehinaan bagi mereka yang berjumpa dengan Ramadhan, tapi berlalu begitusaja hingga keluar dari Ramadhan dalam keadaan belum mendapatkan ampunan. Waiyadzubillah.

Betapa ini menjukkan, bahwa tidak setiap yang tampak berpuasa akan mendapatkan ampunan. Boleh jadi, ia merasa berpuasa, padahal hanya sekadar mengubah jadwal makan dan minum semata. Ia menahan diri dari lapar dan dahaga, tapi ucapannya sia sia, melalaikan atau bahkan jelas jelas melakukan perbuatan yang mengadung kemaksiatan dan kemungkaran.

Maka, bagaimana seorang hamba akan terbebas dari dosa, jika puasa yang dilaksanakannya hanya sekadar menahan dari lapar dan dahaga saja ?.

Dari Ka’ab bin Ujrah radhiyallahu’anhu berkata, Rasulullah Saw bersabda,

“Mendekatlah kalian ke mimbar !”

Lalu kami pun mendekati mimbar itu. Ketika Rasulullah menaiki tangga mimbar yang pertama, beliau berkata, “Amiin.”

Ketika beliau menaiki tangga yang kedua, beliau pun berkata, “Amiin.”

Ketika beliau menaiki tangga yang ketiga, beliau pun berkata, “Amiin.”

Setelah Rasulullah Saw turun dari mimbar, kami pun berkata, “Ya Rasulullah, sungguh kami telah mendengar dari engkau pada hari ini, sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya.”

Rasulullah Saw bersabda, “Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibrik muncul di hadapanku dan berkata, “Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan, tetapi tidak memperoleh ampunan.”

Maka aku berkata, “Amiin.”

Ketika aku menaiki tangga yang kedua, Jibril berkata, “Celakalah orang yang apabila namamu disebutkan, dia tidak bershalawat ke atasmu.” Aku pun berkata, “Amiin.”

Ketika aku melangkah ke tangga yang ketiga, Jibril berkata, “Celakalah orang yang mendapati ibu bapaknya hingga usia tua, atau salah satu dari keduanya, tetapi keduanya tidak menyebabkan orang itu masuk surga.”

Aku pun berkata, “Amiin.” (HR. AL Hakim)

Target utama di bulan Ramadhan bagi seorang hamba adalah mendapatkan ampunan dari Allah Azza wa Jalla, agar tidak menjadi orang yang celaka dan menyia nyiakan kesempatan yang Allah berikan untuk yang kesekian kalinya karena melalui Ramadhan begitusaja tanpa meraih target utama berupa ampunan dari Allah Azza wa Jalla.

Berangkat dari Target Ramadhan inilah seorang hamba hendaknya menyiapkan perbekalan untuk mengarungi satu bulan Ramadhan agar mendapatkan tujuan yang dicita citakan berupa ampunan. Paling tidak dari banyak keterangan yang Rasulullah Saw sampaikan, ada 4 Amalan yang senantiasa dapat dilazimi dalam bulan Ramadhan dengan kesungguhan.

Pertama, Shiyam di siang hari dengan sebenar benar shiyam. Dengan penuh keimanan dan keikhlasan – mengharapakan ganjaran dari Ar Rahman -. Bukan hanya menahanan lapar dan dahaga saja tapi begitu pula menahan diri dari segala hal yang sia sia atau bahkan mengundang murka-Nya dengan bermaksiat kepada-Nya.

Kedua, Qiyam di malam hari dengan sebenar benar qiyam. Dengan penuh keimanan dan keikhlasan – hanya Ridha Allah yang menjadi tujuan-. Kesungguhan qiyam ini dapat dinilai dari konsistensi dan keistiqomahan seorang hamba menghidupkan malam sejak awal hingga akhir Ramadhan. Bukan hanya semangat di permulaan, tapi berguguran bahkan tumbang di tengah jalan sebelum berakhirnya Ramadhan.

Ketiga, Tilawah Al Qur’an. Sabda Rasulullah Saw, “Puasa dan Al Qur’an akan memberikan syafaatnya kepada seorang hamba di Hari Kiamat. ‘Puasa berkata, “Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makanan dan syahwat pada siang hari maka berilah izin kepadaku untuk memberikan syafaat kepadanya.” ‘Al Qur’an berkata, “Aku telah menahannya dari tidur di malam hari, maka berilah izin kepadaku untuk memberikan syafaat kepadanya.” Keduanya – Puasa dan Al Qur’an dapat izin untuk memberikan syafaatnya.” (HR Ahmad) – Hadits Shahih -.

Mengisi hari demi hari, setiap waktu yang terlewati dalam satu bulan Ramadhan dengan memperbanyak tilawah Al Qur’an adalah salah satu amalan yang bisa mendatangkan ampunan dan kelak menjadi saksi di Hari Kiamat datang memberikan syafaat dan pertolongan.

Keempat, Memperbanyak Doa. Satu di antara tiga golongan yang doa nya tidak akan tertolak, demikian Rasulullah Saw menyampaikan, “Adalah orang yang berpuasa hingga ia berbuka.” (HR Ahmad) – Hadits Hasan -. Ulama menjelaskan, itu maknanya sejak terbitnya fajar higga terbenamnya matahari. Tidak hanya itu saja bahkan ketika seorang hamba berbuka puasa, adalah waktu istijabahnya doa. Maka di bulan Ramadhan, senantiasa melazimi zikir dan memanjatkan doa kepada Allah adalah cara seorang hamba untuk mendapatkan ampunan.

Semoga di bulan Ramadhan ini, lebih bermakna tidak berlalu begitusaja, melainkan kita benar benar menjadi seorang hamba yang Mulia, karena mendapatkan ampunan dari Allah Azza wa Jalla.

Leave a Reply

Your email address will not be published.