Ponpes Al-Muhsin Metro : Menuju Pendidikan Islam yang Representatif, Inovatif, dan Kreatif

pondok-pesantren-almuhsin-metro-asrama-dan-kelas

Ponpes Al-Muhsin Purwosari Metro
Menuju Pendidikan Islam yang Representatif, Inovatif, dan Kreatif
(Berita dari harian umum pelita tahun 2009)

PONDOK Pesantren Islam Al-Muhsin terletak di kawasan yang tenang dan asri, tepatnya di Jalan Dr Sutomo, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Metro Utara, Lampung. Jika dilihat sekilas, jalan menuju komplek Pondok Pesantren Al-Muhsin tidak terlalu luas. Tapi, saat Pelita diajak berkeliling oleh Pejabat Mudhir Mahad atau Direktur Ponpes Al-Muhsin Ust Ali Murtadlo, SAg; ternyata komplek Ponpes tersebut cukup luas dengan beberapa gedung termasuk bangunan bertingkat di bagian dalamnya.


Dengan luas tanah keseluruhan sebesar 14.973 m2, komplek pondok terbagi menjadi tiga yaitu 8.410 m2 sebagai kampus putra, 6.238 m2 untuk kampus putri, dan sisanya seluas 325 m2 diperuntukkan Kampus SDIT.
Dalam usia 14 tahun tepat pada tanggal 1 Juli 1995, Pondok Pesantren Al-Muhsin telah menorehkan prestasi yang cukup membanggakan, bahkan dengan beberapa prestasi yang berskala nasional. Prestasi yang telah dicapai para santri Pondok Pesantren Al-Muhsin antara lain Juara III Lomba Mengarang Berbahasa Arab Tingkat Nasional tahun 2003, Juara I dan II Lomba Mengarang Berbahasa Arab Tingkat Lampung tahun 2003, Juara Harapan III Musabaqoh Tilawatil Kutub Nasional II tahun 2006, serta mewakili Provinsi Lampung dalam Lomba Mengarang Berbahasa Indonesia prestasi yang pernah dicapai diantaranya adalah Juara I dan II Lomba Mengarang Berbahasa Arab Tingkat Kota Metro dan Juara Harapan 1 Mengarang dalam Bahasa Inggris Tingkat Kota Metro tahun 2006. Terakhir, pada bulan Juni 2009 mewakili Metro dalam Olimpiade MIPA di Bandar Lampung.

Pembangunan Ponpes ini dirintis pada tahun 1994, saat beberapa tokoh Islam Kota Metro yang menjadi Pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Metro, memperoleh informasi dan permintaan dari DDII Pusat Jakarta, perihal adanya bantuan dari Baituz Zakat Kuwait. Para tokoh Islam tersebut diminta mencari lahan wakaf untuk pembangunan masjid atau pondok pesantren.

Setelah dilakukan musyawarah mufakat ditunjuklah Ustadz Alfuadi Rusli, yang ditugaskan untuk mencari sebidang tanah wakaf. Tak lama berselang upaya itu disambut oleh Hi Soderi dengan mewakafkan tanah peninggalan orang tuanya seluas 16.910 m2 terletak di Jalan Dr Sutomo 28 B Kelurahan Purwosari Kecamatan Metro Utara sebagai lokasi pendirian Pondok Pesantren Islam Al-Muhsin, Purwosari, Metro.

Setelah selesai didirikan pada bulan Juli 1995 mulailah Pondok Pesantren Islam Al-Muhsin menerima pendaftaran santri baru tahun ajaran 1995/1996, dengan pimpinan pertama adalah Ustadz Mahdi AB. Peresmian pembukaan pondok pesantren dilakukan oleh Walikota Administratif Metro pada waktu itu, Drs Mozes Herman.

Sebagaimana yang diceritakan oleh Ustadz Ali Murtado, SAg, setidaknya tercatat ada lima orang yang menjadi tokoh pendiri Pondok Pesantren Islam Al-Muhsin Purwosari, yaitu Al Fuadi Rusli, Drs Hayumi Rb, Drs Hi Supoyo, Hi M Muchtar AM, Hi Achmad Nazim dengan Muhdir Mahad Ustadz Mahdi AB.

Menurut Ustadz Ali Murtado, SAg; Pondok Pesantren Al-Muhsin lahir dari dorongan kaum muslimin di Kota Metro untuk mengembangkan Tarbiyah Islamiyah, melalui upaya yang sistematis dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan serta mengubah pola fikir, pola rasa, irodah, dan amal yang tidak Islami menjadi Islami dengan mengelola sumber daya yang ada.

Ponpes Al-Muhsin mempunyai visi menjadi pusat pendidikan Islam yang representatif, inovatif, kreatif, memasyarakat, ramah, dan berwibawa dengan memegang teguh ajaran agama Islam. Visi ini didukung oleh enam misi utama, yaitu pertama, membekali peserta didik dengan pemahaman aqidah yang bersih dari kesyirikan, ibadah yang benar dan akhlak yang mulia. Misi kedua adalah, membekali anak didik dengan ilmu dan alat yang mencukupi.
Misi ketiga, membantu putra-putri yang berprestasi tetapi mengalami kendala biaya belajar. Misi keempat, membekali anak didik dengan keterampilan dan kemasyarakatan agar dapat hidup mandiri dan bermartabat di tengah-tengah masyarakat setelah selesai dari pesantren. Misi kelima, memberikan penyuluhan dan penerangan kepada masyarakat tentang keagamaan. Selanjutnya misi keenam, adalah mengadakan kemitraan dengan masyarakat dan pihak-pihak lain dalam kemaslahatan ummat.

Saat ini Pondok Pesantren Al-Muhsin memiliki enam unit kegiatan pendidikan mulai dari Play Grup, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA), Takhoshus (Pra MA), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Stanawiyah (MTs).

Ustadz Ali Murtado menjelaskan ada empat jenjang pendidikan yang menjadi program unggulan di Al-Muhsin, yaitu Kulliatul Muallimin Al Islamiyah (KMI) dengan lama pendidikan enam tahun untuk santri laki-laki alumni SD/Aliyah. Kulliatul Muallimat Al Islamiyah (KMA) untuk santri perempuan alumni SD/Aliyah. Selanjutnya program Takhusus (TKS) dengan lama pendidikan empat tahun untuk alumni SMP/Madrasah Tsanawiyah, serta Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT).

Kurikulum yang digunakan di Al-Muhsin mengacu pada kurikulum kepondokan/kepesantrenan, yang diadopsi dari Ponpes-ponpes yang telah lebih maju dan terkenal seperti Ponpes Modern Gontor, Ponpes Ngruki-Solo, Ponpes Ashidiqiyah, serta kurikulum dari Departemen Agama dan Kurikulum Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Saat ini jumlah santri yang menuntut ilmu di Ponpes Al-Muhsin berjumlah 864 orang santri, dengan rincian 255 orang santri tidak bermukim (mondok) di dalam asrama, dan 609 orang santri yang bermukim. Jumlah ini sudah sangat jauh berbeda dengan awal masa berdiri pesantren yang hanya memiliki santri 21 orang. Rata-rata siswa pondok pesantren ini berasal dari luar Kota Metro yang mengetahui keberadaan pondok baik dari mulut ke mulut maupun melalui brosur.

Saat ini dengan begitu besarnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di Al-Muhsin, Pengurus Ponpes terpaksa membatasi jumlah santri yang dapat diterima sesuai dengan kapasitas ruang belajar yang ada. Didukung dengan tenaga pengajar sebanyak 62 orang guru dari berbagai disiplin ilmu, Ponpes Al-Muhsin terus berupaya untuk senantiasa meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan para santrinya.

Dengan perkembangan jumlah siswa yang selalu meningkat setiap tahunnya maka sampai saat ini terus dibangun sarana dan prasarana pendukung antara lain pondok putri. Meskipun secara umum proses pengembangan dan pembangunan Pondok Pesantren Islam Al-Muhsin Metro belum sepenuhnya selesai, namun sebagai sebuah lembaga pendidikan, Ponpes Al-Muhsin sudah memiliki prasarana dasar dan pendukung yang cukup memadai dan lengkap.

Kompleks Ponpes Al-Muhsin dilengkapi dengan fasilitas masjid, asrama santri, asrama guru, ruang belajar, sarana air bersih, dapur umum, Pos Kesehatan, pesantren, Koperasi Pesantren, Warung Santri, ruang komputer, Laboratorium Bahasa, dan lain-lain. Saat ini pihak Pengurus Ponpes juga tengah melakukan pembangunan serta perluasan ruang dan gedung belajar.

Sebagai sebuah sarana pendidikan yang menunjang perwujudan visi Kota Metro sebagai Kota Pendidikan yang Asri, Maju, Makmur, Aman, dan Demokratis; Pondok Pesantren Al-Muhsin telah mampu memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi kehidupan keagamaan, sosial, dan kemasyarakatan di Kota Metro. Menurut Ustadz Ali Murtado, Pondok Pesantren Islam Al-Muhsin pada saat ini masih sangat membutuhkan bantuan pendanaan dari pemerintah maupun donatur lainnya, karena selama ini operasional pesantren hanya mengandalkan dari biaya pendidikan dan pemondokan yang dipungut dari para santri sebesar Rp200.000 perbulan.

Sebenarnya kami memiliki beberapa rencana pembangunan dan pengembangan kedepannya, namun sampai saat ini kami masih terkendala dengan masalah pendanaan. Maklumlah saat ini operasional Ponpes Al-Muhsin masih sepenuhnya dibiaya iuran santri, ungkap Ustadz Ali Murtado. Jumlah iuran tersebut tentunya hanya sekedar mencukupi untuk operasional Ponpes, sementara pembangunan serta pengembangan sarana-prasarana yang membutuhkan dana yang cukup besar, masih sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah maupun sumbangan dari donatur.

Menurut Ustadz Ali Murtado, idealnya Ponpes juga memiliki unit usaha ekonomi untuk mendukung operasional dan pengembangnya, seperti halnya Ponpes Modern Gontor yang telah maju. Namun sampai saat ini Ponpes Al-Muhsin belum mapu sampai ketahap itu, karena dengan kondisi dan keterbatasan yang ada pihak pengurus masih terfokus pada upaya-upaya penyiapan sarana dan prasarana pendukung pendidikan.

Diungkapkan juga oleh Ustadz Ali Murtado bahwa kedepannya Ponpes Al-Muhsin memiliki beberapa rencana pengembangan, diantaranya pengembangan lahan untuk perluasan komplek Ponpes, penambahan sarana dan prasarana penunjang, pemantapan Program SD Islam terpadu, serta perintisan dan persiapan pembukaan program Mahad Ali (jenjang setara perguruan tinggi). Program Mahad Ali ini diharapkan sudah dapat terlaksana pada tahun 2010 nanti, demikian disampaikan ustadz yang lulusan Al Mukmin Solo tersebut.

Pada akhir wawancara Ustadz Ali Murtado menyampaikan harapannya agar Pemerintah Kota Metro dapat terus membantu meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di Pondok Pesantren Islam Al-Muhsin, sehingga misi Ponpes Al-Muhsin sebagai pusat pendidikan Islam yang representatif, inovatif, kreatif, memasyarakat, ramah dan berwibawa dengan memegang teguh agama Islam dapat tercapai.

Dengan demikian, Ponpes Al-Muhsin diharapkan dapat berperan dengan lebih baik dalam mendidik generasi muda Kota Metro menjadi generasi muda yang intelektual dan beriman, sejalan dengan visi Kota Metro sebagai Kota Pendidikan. (ahmad solihin)

Leave a Reply

Your email address will not be published.